Kelebihandan Kekurangan. Dengan menggunakan prinsip dan cara kerja seperti di atas, alat ukur aliran dengan prinsip elektromagnetik ini memiliki beberapa keunggulan dan keterbatasan. Kelebihan electromagnetic flow meter antara lain sebagai berikut: Desain alat ukur bersifat non-obstruktif, alias nyaris tidak ada bagian yang menyumbat aliran. Electromagneticflow meter yang cara kerjanya didasarkan hukum faraday induksi electromagnetik ( Faraday's law of electromagnetic induction ) mempunya beberapa keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dari jenis flow meter electromagnetic ini adalah tidak adanya partikel/komponen yang bergerak dalam tabung electromagnetic flow meter. Samaseperti mobil lainnya, Mitsubishi Xpander pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tentunya ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon konsumen sebelum meminangnya. Mitsubishi Xpander pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di ajang Gaikindo Indonesia Auto Show (GIIAS). Mobil keluarga ini langsung mendapat sambutan positif dari masyarakat. Adabanyak keunggulan yang didapat jika menggunakan water level meter, diantaranya: 1. Menghemat Listrik. Hidup di zaman di mana kita perlu lebih sadar akan energi listrik yang kita gunakan, water level meter ideal untuk hal tersebut. Biasanya, pengaturan ketinggian air dapat mengkonsumsi listrik dan air limbah. KelebihanpH meter: - hasil lebih teliti dibandingkan kertas ph. - ketelitiannya lbh tinggi. - penggunaannya lebih cepat dripda dgn ph kertas. Kekurangan: - harga nya cukup mahal. - kalibrasi perkakas yg cukup lama. - responsibel pada gesekan ataupun gesekan. Electromagneticflow meter yang cara kerjanya didasarkan hukum faraday induksi electromagnetik (Faraday's law of electromagnetic induction) mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangan, dimana keunggulan dari jenis flow meter electromagnetic ini adalah tidak adanya partikel/komponen yang bergerak dalam tabung electromagnetic flow meter membawa keuntungan. SuLmwvf. YSI Pro20 Dissolved Oxygen/Temperature, Portable dissolved oxygen meterIni 12 Kelebihan dissolved oxygen do meter merek YSI PRO20 yang kami jual, yaitu Bentuknya yang mungil, sangat pas di pegang oleh tangan Sensor dan kabel mudah di ganti Memori bisa menyimpan hingga 50 data Spek standar militer untuk konektornya Anti air Packingnya terbuat dari kulit Garansi alat 3 tahun , dan garansi kabel 2 tahun Sangat mudah untuk melakukan kalibrasi alat Layarnya bisa menyala di lingkungan gelap waktu respon yang sangat cepat, sekitar 8 detik data 95 % dari lapangan Muliple bahasa yaitu bahasa inggris, jerman, spanyol, dan perancis. cocok baik di labotorium maupun di lapangan Ingin mengukur kadar oksigen terlarut yang terkandung dalam air? Sebelum memutuskan membeli Dissolved Oxygen Meter aka DO Meter, sebagai smart buyer sebaiknya cari tahu terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan DO Meter. Dengan begitu, akan lebih mudah meminimalisir hambatan. Secara umum, kamu bisa menemukan alat pengukur kualitas air dalam 2 model, yaitu analog dan digital. Di era modern saat ini, penggunaan DO Meter digital memang lebih diminati karena dinilai lebih praktis, efektif, dan efisien. Selain itu, hasilnya juga relatif lebih akurat. Kelebihan dan Kekurangan DO Meter dalam Penggunaannya1. Kelebihan DO MeterKokohPraktisMudah DigunakanDesain PortableCepat dan AkuratMultifungsiMendukung Kalibrasi OtomatisHarga Relatif TerjangkauHasil Bisa Disimpan dalam Data Digital2. Kekurangan DO MeterHuman Error CorrectionKurang ResponsifKalibrasi ManualVariasi Produk Terlalu Banyak Kelebihan dan Kekurangan DO Meter dalam Penggunaannya Sebagaimana alat elektronik lain, Dissolved Oxygen Meter juga memiliki kelebihan serta kekurangan dalam aplikasinya. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan alat tersebut. 1. Kelebihan DO Meter Terdapat beberapa kelebihan Dissolved Oxygen Meter yang menjadi keuntungan bagi penggunanya. Lantas, apa saja benefit mengukur kualitas air dengan DO Meter? Berikut jawaban selengkapnya Kokoh Meskipun alat pengukur kadar oksigen terlarut memiliki ukuran kecil, namun DO Meter terbuat dari material berkualitas yang kokoh dan awet digunakan. Akan tetapi, supaya alat bisa memiliki masa pakai lama, jangan lupa untuk melakukan perawatan secara berkala dan simpan di tempat aman. Biasanya, material yang dipakai membuat DO Meter adalah ABS atau Akrilonitril Butadiena Stirena dan formula kimia Z. Sehingga menghasilkan zat padat yang tidak mempunyai titik leleh. Praktis Do Meter hadir dengan bobot ringan dan ukuran minimalis, sehingga mudah dipindahkan dan dibawa kemana saja. Hal ini tentu sangat menguntungkan, terutama bagi kamu yang ingin melakukan pengukuran kualitas air di lapangan, seperti sungai, danau, atau laut. Mudah Digunakan Dissolved Oxygen Meter terbilang mudah digunakan, bahkan oleh non profesional sekalipun. Kamu bisa membaca panduan penggunaan yang terdapat pada kemasan produk. Secara umum, tahap-tahap menggunakan DO Meter bisa dilihat di bawah ini Celupkan pen DO Meter ke larutan atau air. DO Meter akan melakukan pengecekan kadar oksigen dalam air secara otomati. Nilai oksigen terlarut akan ditampilkan pada monitor alat DO Meter. Desain Portable Mengusung desain berbentuk pena yang ringan, ringkas, dan nyaman digunakan. Kamu bia mengaplikasikan DO Meter untuk menguji kualitas air di mana saja. Cepat dan Akurat DO Meter mampu menghitung kadar oksigen yang terdapat dalam air secara cepat. Kamu bahkan sudah bisa mengetahui hasilnya hanya dalam hitungan menit. Pada air dengan ph 20 Celcius, maka waktu respon alat rata-rata adalah 45 detik. Selain itu, hasilnya juga lebih akurat dan stabil. Khususnya jika kamu menggunakan DO Meter digital. Umumnya, alat ini bisa menguji cairan pada suhu 0,0 – mg / L. Multifungsi Bukan tanpa alasan DO Meter dijuluki sebagai multimeter, sebab bisa digunakan untuk mengukur oksigen pada hampir semua jenis larutan atau cairan, termasuk air tawar dan air laut. Dalam implementasinya, DO Meter sangat cocok digunakan untuk mengukur nilai Dissolved Oxygen pada industri maupun umum. Contohnya, untuk budidaya air laut atau air tawar, pabrik minuman, kolam renang, laboratorium, pabrik pengolahan limbah, hingga penggunaan pribadi. Mendukung Kalibrasi Otomatis Pada DO Meter digital, khususnya tipe terbaru. Biasanya alat multitester telah dibekali dengan fitur kalibrasi otomatis, baik titik tunggal atau titik ganda, yaitu titik 0% atau 100% di udara. Jadi, kamu tidak harus melakukan kalibrasi secara manual saat akan menggunakan DO Meter. Harga Relatif Terjangkau Saat ini, kamu bisa dengan mudah menemukan berbagai variasi produk DO Meter dengan harga dan spesifikasi berbeda, sehingga dapat disesuaikan dengan budget dan kebutuhan penggunaan. Akan tetapi, pada dasarnya harga yang ditawarkan cukup bersahabat dan sesuai dengan fungsi alat tersebut. Untuk DO Meter standar, kamu hanya perlu merogoh kocek mulai 1 jutaan. Hasil Bisa Disimpan dalam Data Digital DO Meter berbasis digital telah dilengkapi teknologi Bluetooth yang memungkinkan kamu untuk membaca dan menyimpan data hasil pengukuran di smartphone. 2. Kekurangan DO Meter Selain mengetahui keunggulannya, pengguna juga sebaiknya paham mengenai kelemahan alat yang digunakan. Oleh sebab itulah, perlu mencari referensi tentang kelebihan dan kekurangan DO Meter secara lengkap. Hanya saja, harus diingat bahwa setiap alat memiliki spesifikasi berbeda-beda. Berikut adalah kekurangan DO Meter Human Error Correction Pada alat pengukur kadar DO model manual, kesalahan pembacaan hasil oleh operator memang kerap terjadi. Jika hasil yang ditampilkan salah, hal ini tentu bisa memberikan dampak negatif pada pengguna. Untuk mengantisipasinya, sebaiknya beralih lah ke DO Meter Digital. Kurang Responsif Lagi-lagi kekurangan ini juga didominasi oleh DO Meter manual. Alat buatan tahun lama biasanya membutuhkan proses cukup lama dalam menampilkan hasil kadar Dissolved Oxygen dalam air. Saat kamu mengukur nilai DO di lapangan dan situasi alam sedang kurang mendukung, tentu tidak disarankan untuk menggunakan alat ini. Kalibrasi Manual Para pengguna DO Meter analog biasanya adalah sebuah industri yang telah terbiasa dengan alat tersebut. Pasalnya, alat ini mengharuskan pengguna untuk melakukan kalibrasi secara manual. Selain memakan waktu, tentunya proses ini juga membutuhkan keterampilan. Variasi Produk Terlalu Banyak DO Meter manual umumnya diproduksi dalam beragam varian produk karena menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna atau industri yang dijalankan. Dengan kata lain, alat hanya dapat diterapkan pada jenis air tertentu, sehingga cenderung kurang efektif dan efisien untuk multi penggunaan. Kelebihan dan kekurangan DO Meter, baik yang berbasis analog maupun digital dapat dijadikan acuan sebelum membeli alat Dissolved Oxygen Meter. Untuk mendapatkan hasil pengukuran kadar DO secara cepat dan akurat, direkomendasikan memilih DO Meter digital. Baca juga postingan terkait DO Meter Cara Menggunakan DO Meter Lengkap dengan Panduan Kalibrasinya DO Meter Adalah, Fungsi, dan Contoh Penerapannya jual do meter, harga do meter METODE ANALISIS OKSIGEN TERLARUT Metoda titrasi dengan cara Winkler Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2 den Na0H-KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium I2 yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat Na2S2O3 dan menggunakan indikator larutan amilum kanji. Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan MnCI2 + NaOH ==> MnOH2 + 2 NaCI 2 MnOH2 + O2 ==> 2 MnO2 + 2 H20 MnO2 + 2 KI + 2 H2O ==> MnOH2 + I2 + 2 KOH I2 + 2 Na2S2O3 ==> Na2S4O6 + 2 NaI Kelebihan dan Kelemahan Metode Winkler Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut DO adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dala titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tio dan penambahan indikator amilumnya. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secara analitis, akan diperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran. Untuk informasi dan pemesanan hubungi 0821 4000 2080 Fajri 0812 2445 1004 Kartiko 0813 2259 9149 WA ================================= Jika Anda membutuhkan media filter untuk Water & Gas Treatment, silakan kunjungi web official Ady Water di Untuk kebutuhan alat-alat lab untuk pengukuran berbagai parameter dalam Water & Gas Treatment, silakan kunjungi web official Ady Lab di Untuk kebutuhan produk dan jasa pengolahan limbah, silakan kunjungi web official Ady Wastewater di Untuk kebutuhan lampu UV Sterilisasi air dan Ozone Generator, silakan kunjungi web official Ady Lab di ================================= Kantor Pusat Bandung Jalan Mande Raya No. 26, RT/RW 01/02 Cikadut-Cicaheum, Bandung 40194 Kantor Cabang Jakarta Jalan Kemanggisan Pulo 1, No. 6, RT/RW 01/08, Kelurahan Pal Merah, Kecamatan Pal Merah, Jakarta Barat, 11480 Kantor Cabang Jakarta 2 Jalan Tanah Merdeka No. 80B, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur 13830 ==================================== Anda bisa mengikuti Ady Water di jaringan sosial media berikut Facebook ================================== Anda bisa mendatangi cabang kami di alamat berikut Ady Water Bandung Ady Water Jakarta Barat Ady Gas Ady Lab jual lampu UV Jual Pasir Silika Aquascape Ady Water Ciracas Kelebihan kWh meter digital ini dibandingkan dengan kWh meter analog ialah kemampuan untuk mebaca daya aktif dan jumlah pemakaian daya reaktif per satuan waktu energi reaktif. Di dalam mikrokontroler ini juga terdapat program yang dapat digunakan untuk mengukur besaran tegangan voltmeter, arus amperemeter, dan faktor daya cos phi meter. Sehingga untuk pegukuran dengan menggunakan kWh meter digital tidak perlu menggunakan piranti tambahan untuk mengukur besaran-besaran terebut. BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENGUJIAN Metode Pengujian Metode pengujian yang digunakan pada percobaan untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran kWh meter yaitu dengan cara menciptakan harmonisa pada rangkaian pengujian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa harmonisa pada umumnya ditimbulkan oleh beban-beban non linier. Dalam kegiatan pengujian ini beban-beban non linier yang digunakan yaitu lampu hemat energi yang mempunyai rangkaian elektronika bahan solid state di dalamnya. Harmonisa yang dibangkitkan dari penggunaan beban non linier tersebut selanjutnya diatur dengan melihat besarnya nilai THD Total Harmonic Distortion yang terukur pada PQ Analyzer. Parameter THD digunakan karena THD merupakan representasi besarnya harmonik yang ada pada suatu sistem atau suatu rangkaian. Pengaturan beban yang menimbulkan harmonik tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kinerja kWh meter mulai dari THD yang terkecil sampai nilai THD yang paling besar. Dengan demikian dapat diperoleh data hasil pengujian kWh meter mulai dari THD terkecil sampai yang paling besar yang nantinya di analisis dan dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian. Rangkaian Pengujian Untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter maka dilakukan pengujian di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Indonesia, dengan rangkaian pengujian sebagai berikut Gambar Skema Rangkaian Pengujian Gambar Rangkaian Pengujian Beban yang dipasang pada rangkaian pengujian merupakan konfigurasi dari beberapa lampu pijar LP dan/atau lampu hemat energi LHE yang disusun secara pararel seperti terlihat pada gambar berikut ini Gambar Rangkaian paralel beban lampu Berdasarkan rangkaian pengujian gambar di atas maka dapat dilihat karakteristik dari pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik itu kWh meter analog maupun digital. KWh meter dipasang pada rangkaian untuk melihat besarnya perubahan pembacaan oleh alat tersebut pada saat sebelum diberi harmonisa maupun setelah diberi harmonisa, sedangkan Power Quality Analyzer digunakan untuk mendeteksi adanya harmonik pada sistem serta memberikan informasi berupa data-data lainya yang diperlukan untuk bahan analisis. Selain itu, PQ Analyzer juga berfungsi sebagai alat pembanding dari pengukuran yang dilakukan oleh kWh meter. Spesifikasi Peralatan KWh meter Analog & Digital KWh meter merupakan komponen utama yang akan diuji dan dianalisis bagaiamana kinerjanya apabila terdapat harmonisa pada alat tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kWh meter baik yang analog maupun digital merupakan alat transaksi tenaga listrik yang sudah banyak di gunakan di kalangan masyarakat maupun industri. Oleh karena itu, kWh meter sangat berperan penting dalam proses pengukuran konsumsi energi yang terpakai. Dalam pengujian kali ini, kWh meter yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut Tabel Spesifikasi kWh meter Analog dan Digital yang digunakan No Aspek KWh meter Analog KWh meter Digital 1 Jenis 1φ M2XS4V3 kelas 2 1φ DDS63-4 class 2 Merk Schlumberger Thn 2002 PT. Indo Electric Instrument Thn 2007 Power Quality Analyzer Power Quality Analyzer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur besarnya harmonik pada suatu sistem. Selain itu, alat ini juga digunakan untuk mengetahui besaran-besaran lainnya yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian. Pengujian kali ini menggunakan Power Quality Analyzer dengan merk HIOKI 3169-20 Gambar Power Quality Analyzer Voltage regulator Voltage regulator merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besarnya tegangan yang masuk ke dalam rangkaian pengujian. Alat ini harus terlebih dahulu dipastikan tidak menimbulkan harmonik yang signifikan atau bahkan diharapkan tidak menimbulkan harmonik sama sekali pada rangkaian pengujian. Pemasangan voltage regulator dilakukan agar besarnya tegangan yang digunakan dalam pengukuran konstan atau paling tidak range tegangan berada pada nilai yang tidak terlalu signifikan dari angka 220 Volt. Jika pengujian tidak menggunakan voltage regulator maka dikhawatirkan antara pengujian yang satu dengan pengujian lainnya tidak bisa dibandingkan dan sulit untuk diambil suatu kesimpulan karena besarnya tegangan sistem yang berubah-ubah secara signifikan. Dalam pengujian kali ini, spesifikasi dari alat yang digunakan yaitu voltage regulator TDGC2-1 kVA merk OKI. Beban Pada pengujian ini beban juga merupakan salah satu hal yang penting, dimana beban-beban tersebut berfungsi sebagai alat yang menggunakan energi listrik yang terukur oleh kWh meter. Dalam hal ini beban-beban yang digunakan pada pengujian ialah sebagai berikut  Lampu Pijar LP lampu pijar yang digunakan dalam pengujian kali ini merupakan lampu pijar merk philips masing-masing 100 Watt sebanyak 3 buah.  Lampu Hemat Energi LHE lampu hemat energi yang digunakan pada pengujian ini yaitu LHE merk Itami masing-masing 20 Watt sebanyak 15 buah. LHE ini merupakan variabel yang dianggap dapat menimbulkan harmonik sehingga digunakan pada percobaan untuk menambah atau mengurangi nilai %THD. Gambar Jenis-jenis Beban yang Digunakan Prosedur Pengujian Proses pengujian dilakukan terhadap masing-masing jenis kWh dengan beban yang konstan sebesar 300 Watt selama 6 jam berturut-turut. Beban yang digunakan kemudian divariasikan antara jumlah lampu pijar dan lampu hemat energi supaya besarnya beban tetap sebesar 300 Watt. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecenderungan pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik yang analog maupun digital. Untuk variasi beban yang digunakan akan dibahas lebih lanjut pada sub bahasan mengenai rancangan beban. Adapun pelaksanaan kegiatan pengujian pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter ini dilakukan berdasarkan prosedur pengujian dengan tahapan sebagai berikut 1. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar serta memastikan terlebih dahulu letak fasa dan netral dari sumber tegangan AC agar rangkaian pengujian bekerja dengan baik dan terhindar dari bahaya listrik. 2. Memasang beban berupa 3 buah lampu pijar yang masing-masing 100 Watt sebagai beban yang pertama kali akan diuji pengukurannya terhadap kWh meter. 3. Melihat dan mencatat starting point pada masing-masing kWh. 4. Memberikan suplai pada rangkaian dengan cara menekan saklar menjadi „on‟. 5. Memberikan waktu 4 s/d 6 jam agar kWh meter dapat membaca besaran energi listrik yang terpakai. 6. Melakukan pencatatan berapa besar kecepatan putaran piringan kWh per menit pada kWh meter analog. 7. Melakukan pencatatan berapa besar kWh yang terpakai. 8. Mencatat berapa besarnya nilai THD yang ada pada rangkaian dengan menggunakan PQ meter. 9. Jika telah selesai, mengulangi kegiatan 1-8 dengan mengganti variasi beban lampu hemat energi dan/atau lampu pijar. Rancangan Beban Beban yang digunakan pada pengujian ini ialah beban berupa kombinasi antara lampu pijar LP dan lampu hemat energi LHE yang masing-masing mempunyai besaran tertera 100 Watt dan 20 Watt. Untuk mempermudah dalam menganalisis pengaruh harmonisa terhadap pembacaan kWh meter, maka berikut ini tabel rancangan beban yang digunakan pada percobaan Tabel Rancangan Beban Pada Percobaan KWh Meter Analog & Digital Percobaan ke- Jumlah Beban 300 Watt LP 100 Watt LHE 20 Watt 1 3 - 2 2 5 3 1 10 4 - 15 BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Hasil Pengujian Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam rangka mendapatkan karakteristik pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, maka diperoleh data hasil pengujian berupa perbedaan hasil pengukuran energi dalam satuan kWh antara percobaan yang satu dengan yang lainnya meskipun pada dasarnya beban yang digunakan mempunyai besaran yang sama serta perlakuan yang sama pula. Kegiatan memvariasikan beban bertujuan untuk menciptakan besarnya %THD yang berbeda-beda sehingga dapat dilihat hubungan antara kecenderungan kenaikan nilai %THD yang diciptakan terhadap kinerja kWh meter yang hendak diamati. Setiap pengujian pada masing-masing kWh meter dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan variasi beban yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari masing-masing pengujian diperoleh suatu data hasil pengujian yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk dianalisis dan diambil suatu kesimpulan dari hasil pengujian tersebut. Pengolahan data difokuskan pada beberapa parameter yang memang dianggap penting untuk dianalisis seperti nilai %THD arus dan tegangan, besarnya nilai energi yang terukur pada kWh dan PQ analyzer, bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur oleh PQ analyzer, serta parameter-parameter lainnya yang dianggap penting dalam pengujian. Hasil Pengujian pada kWh meter Analog Bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur dan terpampang pada PQ analyzer merupakan salah satu parameter penting karena dari data tersebut kita dapat menganalisis hubungan antara bentuk gelombang serta pengaruhnya terhadap proses pengukuran oleh alat ukur berupa kWh meter. Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan varisi beban berupa 3 buah lampu pijar LP. Pada mulanya variasi beban ini dianggap tidak menimbulkan harmonisa, tapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang ideal sehingga pada pengujian ini masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,82% dan nilai THD-i sebesar Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan dengan variasi beban 3 LP Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Analog Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,65% dan nilai THD-isebesar 15,69%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Analog Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,80% dan nilai THD-i sebesar 40,40%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Analog Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,77% dan nilai THD-i sebesar 80,39%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Analog Hasil Pengujian pada kWh meter Digital Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada pengujian ini, perlakuan dan kondisi yang sama juga diberlakukan seperti halnya pengujian pada kWh meter analog. Percobaan ini menggunakan varisi beban 300 Watt berupa 3 buah lampu pijar LP yang mana juga masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,71% dan nilai THD-i sebesar 1,72%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Digital Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,57% dan nilai THD-i sebesar 15,63%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Digital Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,60% dan nilai THD-i sebesar 39,75%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Digital Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,61% dan nilai THD-isebesar 81,58%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Digital Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan data hasil percobaan diperolah suatu keterangan bahwa adanya harmonisa pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan gelombang sinusoidal arus atau tegangan mengalami distorsi sehingga bentuk gelombang mengalami perubahan dari bentuk gelombang awalnya. Besar atau tidaknya perbedaan bentuk gelombang awal dengan gelombang yang terdistorsi tergantung dari nilai % THD nya. Semakin besar nilai %THD yang terukur maka bentuk gelombang arus/tegangan yang terdistorsi akan semakin jauh dari bentuk sinusoidal murni. Pengaruh Bentuk Gelombang Terhadap Pengukuran Energi Listrik pada KWh Meter 7 Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya kWh meter di desain untuk menghitung daya melalui bentuk gelombang arus dan tegangan yang masuk ke kWh tersebut dengan bentuk gelombang yang ideal atau sinusoidal murni sehingga jika gelombang tersebut tidak lagi berbentuk sinusoidal murni maka alat tersebut tidak akan mampu bekerja secara akurat. Suatu hal yang dapat merusak bentuk gelombang arus/tegangan tersebut ialah harmonisa. Semakin banyak harmonisa yang ditimbulkan maka semakin besar nilai %THD yang kemudian akan berimbas pada semakin buruknya bentuk gelombang yang dihasilkan. Dengan buruknya bentuk gelombang arus/tegangan akibat distorsi harmonisa maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam pengukuran. Dengan begitu, jika alat ukur tidak bekerja secara akurat maka kemungkinan ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Analog Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kWh meter analog bekerja dengan prinsip induksi. Patokan yang dijadikan sebagai perhitungan dan pengukuran daya yang terpakai adalah putaran lempeng aluminium yang menggunakan torsi putaran yang timbul akibat adanya masing-masing besaran arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter tersebut. Dengan melihat rumus pada bab sebelumnya terlihat bahwa torsi sebanding dengan daya aktif V. I . Cos φ yang besarnya daya aktif ini dihitung berdasarkan luas permukaan gelombang sinusoidal. Sehingga jelas bahwa jika bentuk gelombang daya aktif tidak sinusoidal maka akan mempengaruhi besarnya torsi dan torsi ini akan mengakibatkan putaran yang tidak presisi dan pada akhirnya mengakibatkan pengukuran menjadi salah dan tingkat akurasinya berkurang. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Digital Sama halnya seperti yang terjadi pada kWh meter analog bahwa pada kWh meter digital pun akan terjadi kesalahan pengukuran jika terdapat distorsi harmonisa pada arus atau tegangannya. Pada umumnya alat ini mengandalkan kinerja dan kecanggihan dari mikrokontroller dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Jika pada mikrokontroller hanya terdapat program yang dirancang untuk menghitung daya dengan bentuk gelombang sinusoidal murni, maka jika terjadi distorsi akibat harmonisa proses pengukuran dan perhitungan tersebut menjadi salah dan tidak akurat lagi. a b Gambar Ilustrasi Pengukuran Secara Digital pada Gelombang Ideal a dan pada Gelombang Terdistorsi Akibat Harmonisa b Pada gambar di atas dapat dilihat perbedaan proses pengukuran secara digital pada gelombang ideal dan gelombang terdistorsi akibat harmonisa. Alat ukur digital biasanya di desain untuk mengukur arus atau tegangan dengan bentuk gelombang ideal a sehingga tingkat kepresisiannya sangat baik jika masukan gelombang adalah seperti pada gambar a. Berbeda halnya jika gelombang masukan berupa gelombang dengan bentuk terdistorsi b maka alat ukur tersebut akan error dan tidak dapat membaca gelombang dengan baik. Selain itu, gelombang terdistorsi yang masuk juga tidak akan sesuai dengan algoritma yang ada pada program yang ada di dalam mikrokontroller sehingga pengukuran menjadi salah. Tingkat kepresisian dan akurasi pengukuran oleh kWh meter digital dapat dilihat dari kedua grafik diatas. Jika pada grafik a hampir semua luas gelombang dapat dihitung dengan mudah dan teratur sedangkan pada grafik b luas gelombang sulit untuk di kuantisasi, sulit untuk dihitung, serta banyak luasan yang tidak terhitung karena bentuk gelombang yang berlekuk-lekuk dan tidak beraturan. Dengan demikian kWh meter tidak mampu untuk membaca besaran nilai daya yang terpakai secara akurat dan benar. Berdasarkan percobaan bahwa bentuk gelombang arus dan tegangan semakin menjauhi bentuk sinusoidal murni, terutama pada bentuk gelobang arus, ketika nilai %THD semakin tinggi. Dengan demikian hasil percobaan mempunyai kesamaan dan kesesuaian dengan teori yang ada, bahwa semakin besar nilai harmonisa maka akan semakin merusak bentuk gelombang dan jika semakin rusak bentuk gelombang maka akan terjadi kesalahan dalam pengukuran oleh alat ukur dalam hal ini kWh meter. Gambar Perubahan Bentuk Gelombang I & V Akibat Harmonisa Analisis Tegangan Tegangan merupakan salah satu parameter penting dalam pengujian ini. Hal ini dikarenakan tegangan merupakan komponen yang termasuk dalam perhitungan energi yang dilakukan oleh kWh meter. Pada pengujian yang dilakukan baik itu pada kWh meter analog maupun kWh meter digital diperoleh grafik tegangan sebagai berikut Tabel Tegangan pada kWh Analog Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Tegangan pada kWh Digital Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik tegangan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa besarnya nilai tegangan cenderung berubah-ubah terhadap perubahan waktu. Idealnya tegangan diharapkan konstan di 220 Volt, namun masih terjadi fluktuasi tegangan karena sulit untuk mengendalikan besarnya tegangan yang berasal dari PLN. Pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, tegangan tertinggi mencapai nilai 225,63 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE sedangkan tegangan terendah adalah sebesar 216,47 Volt pada variasi beban 15 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter analog ialah 220 ± 5 Volt. Sedangkan pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, tegangan tertinggi mencapai 226,38 Volt pada variasi beban 15 LHE dan tegangan terendah sebesar 217,86 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter digital ialah 220 ± 6 Volt. Analisis Arus Pada penelitian ini, arus juga merupakan salah satu parameter terpenting yang harus dianalisis karena besar-kecilnya arus akan berpengaruh terhadap pengukuran energi oleh kWh meter. Berikut ini ialah kedua grafik arus terhadap waktu baik itu pengujian pada kWh meter analog maupun digital Tabel Arus pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Arus pada kWh Digital Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Berbeda halnya dengan grafik tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu, pada kedua grafik arus di atas dapat dilihat bahwa arus cenderung konstan terhadap perubahan waktu. Di samping itu, arus merupakan representasi dari beban sehingga besar kecilnya arus ditentukan oleh jenis beban yang digunakan. Pada kedua grafik arus tersebut di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan beban berupa LHE maka nilai arus akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan rating arus yang digunakan untuk jenis beban LHE lebih kecil dibandingkan dengan rating arus yang digunakan pada jenis beban LP. Namun di samping itu semua, dalam proses pengukuran energi oleh kWh meter, arus juga dipengaruhi oleh besarnya %THD yang sangat signifikan pada pemakaian beban-beban non linier sehingga pada penelitian pengukuran energi kali ini besarnya nilai energi kWh menjadi lebih kecil dibandingkan dengan angka hasil perhitungan. Berdasarkan hukum Kirchoff bahwa Iin = I1 + I2 +I3 + … + In , tapi kenyataan setelah dilakukan percobaan bahwa besarnya arus yang masuk tidak sama dengan besarnya penjumlahan arus yang terukur pada masing-masing beban Iin ≠ I1 + I2 +I3 + … + In . Hal ini tentu saja diperkirakan akibat adanya pengaruh harmonisa yang direpresentasikan dengan semakin besarnya nilai %THD. 0 Sebagai contoh kita tinjau bahwa setelah diukur sebuah lampu pijar mempunyai arus yang terukur sebesar 0,44 Ampere dan sebuah lampu hemat energi mempunyai arus yang terukur sebesar 0,049 Ampere. Berdasarkan perhitungan pada percobaan 2 LP + 5 LHE maka Iin = 2 0,44 A + 5 0,049 A = 1,125 Ampere, tapi pada tabel dan nilai arus rata-rata bernilai 1,0…;yang berarti bahwa terdapat perbedaan nilai arus dan penyimpangan ini dipengaruhi oleh adanya harmonisa. Analisis Faktor Daya Karena dalam pengujian diukur nilai daya aktif maka faktor daya menjadi penting dalam proses analisis data. Berikut ini ialah grafik faktor daya hasil pengujian baik itu pada pengujian kWh meter analog maupun digital Tabel Faktor Daya pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Faktor Daya pada kWh Digital Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan Analisis Oksigen Terlarut Menggunakan DO Meter – Oksigen dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang 1971 menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara airdengan udara bebas serta adanya proses bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau terlarut dissolved oxygen, disingkat DO atau sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen Oxygen demand merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen O2 yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya Suhu air TAdanya fotosintesa tumbuhan air di badan airPenguraian materi organik atau nutrien dalam airGerakan dan mixing airAliran airSalinitas airKetinggian tempat/lokasi PKedalaman air kontak dengan udaraMetode pengukuran DO bisa dengan menggunakan DO Meter. DO Meter merupakan alat elektronik yang dapat mengkonversi sinyal dari probe yang diletakkan ke dalam sampel air. Kelebihan menggunakan DO Meter ini yaitu pengukuran lebih cepat, akurat dan dapat mengukur beberapa sampel. Akan tetapi alat ini relatif lebih mahal dibanding dengan menggunakan metode manual. Cara kerja DO Meter ini pertama yaitu mengisi probe dengan larutan garam tertentu dan memiliki membranpermeable yang secara selektif mengalirkan DO dari air menuju larutan garam. Kemudian DO yang terdefusi dalam larutan garam akan mengubah potensi listrik larutan tersebut. Perubahan tersebut bisa terbaca dalam DO MeterBaca Juga – Deteksi Kemurnian Minyak Jarak dengan Polarimeter

kelebihan dan kekurangan do meter